BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa-siswanya.
Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya.
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan. Metode yang digunakan haruslah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan oleh seorang guru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal.
Pada dasarnya metode pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama siswa dipandang sebagai objek belajar, dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru. Kedua siswa sebagai subjek dan objek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proes pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif ?
2. Bagaimana karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti?
3. Apa kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut ?
4. Dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif ?
5. Upaya pemecahan kasus pembelajarannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
2. Untuk mengetahui karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
5. Untuk mengetahui upaya pemecahan kasus pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Induktif dan Pembelajaran Deduktif
1. Pengertian Pembelajaran induktif
Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks. Proses pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar, dan susunan pembelajaran. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel penting tersebut di atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis, (Suprihadi,1993:93). Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang berwujud pengalaman belajar bagi siswa.
Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Pada pendekatan induktif dimulai dengan memberikan bermacam-macam contoh. Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturan dan kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum. Pendekatan induktif adalah suatu strategi yang direncanakan untuk membantu sisiwa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi,membandingkan, penemuan pola, dan menggeneralisasikannya. Guru biasanya menciptakan suasana aktif belajar dengan mendorong siswa mengadakan pengamatan dan memfokuskan pengamatan melalui pertanyaan-pertanyaan. Pada pendekatan induktif ini seorang siswa harus lebih aktif. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui strategi pembelajaran induktif. pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban.
Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar. strategi ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1) Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
2) Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi pembelajaran tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
a. Jenis pendekatan induktif :
1) Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu.
2) Membentuk satu prinsip dari uji kajian tertentu.
3) Membentuk satu hukum dari pernyataan-pernyataan tertentu.
4) Mendapat satu teori dari urutan suatu pemikiran.
b. Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :
1) Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif
2) Berstruktur rendah
3) Penggunaan waktu yang kurang efisien
4) Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
2. Pengertian Pembelajaran Deduktif
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif dari pada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
a. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
1) Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
2) Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
4) Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran deduktif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
b. Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
1) Berorientasi pada siswa.
2) Berstruktur tinggi.
3) Penggunaan waktu yang lebih efisien.
4) Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
c. Sintak pembelajaran deduktif adalah :
1) Menyatakan abstraksi
2) Memberi ilustrasi
3) Aplikasi
4) Penutup
B. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Induktif dan Deduktif
1. Kelebihan Model Pembelajaran Induktif
Kelebihan yang menonjol dan mudah dipahami diantaranya :
a. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
c. Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
a. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
b. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
c. Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
d. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
e. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.
f. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
g. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
3. Kelebihan Model Pembelajaran deduktif
a. Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
b. Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
4. Kelemahan Pembelajaran Deduktif
a. Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas.
b. Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa dibatasi konteks tersebut.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Induktif Dan Pembelajaran Deduktif
1. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran ini menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Langkah-langkah yang harus tempuh dalam strategi pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu:
a. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
b. Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
c. Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
d. Menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya.
Taba mengidentifikasi tiga keterampilan berpikir induktif:
a. Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
Langkah-langkah:
1) Membuat daftar konsep.
2) Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama.
3) Pemberian label atau kategorisasi.
b. Interpretasi data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
2) Menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
3) Membuat kesimpulan.
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1) Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi.
2) Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3) Menguji hipotesis/prediksi.
2. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi belajar mengajar deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh.
Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
a. Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
b. Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
d. Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut
a. Guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi aturan yang akan disajikan.
b. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya.
c. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
d. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
D. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari
1. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan
3. Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
Kriteria pemelihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik.
4. Atas beberapa pertimbangan mengenai pemilihan strategi pembelajaran di atas maka alasan untuk memilih pembelajaran induktif dan deduktif adalah sebagai berikut :
Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
E. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran dari Strategi Tersebut
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilistrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian secara perlahan-perlahan menuju hal yan konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum kekhusus.
Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum . Pembelajaran deduktif, umum-khusus, abstrak-konkrit: guru menyampaikan aturan, prinsip baru diberi contoh-contohnya pada siswa.
Pembelajaran deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya Pembelajaran induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya. Selain ragam dan macam strategi pembelajran induktif dan pembelajaran deduktif. Pembelajaran deduktif dikembangkam oleh Filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Pada abad pertengahan, system induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berfikir rasional. Deduktif, sebagai kebalikan induktif adalah prosses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menujuk ke suatu konklusi logis.
Kesimpulan-kesimpulan tentang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam. Dictionary of Education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi kecontoh-contoh dan kemudian sampai pada konklusi-konklusi atau penerapan dari generalisasi-generalisasi.
F. Implementasi
Strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi:
Bahan pelajaran : konsep makhluk hidup.
Tujuan pembelajaran : “siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”.
Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Srategi belajar mengajar induktif Dalam strategi belajar mengajar induktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju yang umum yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba (Joyce & Weil; 2002:127), model yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.
Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:
a. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
b. Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
c. Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut aturan”. Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
Contoh sederhana dari pembelajaran induktif adalah menentukan dua atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangent geometri, yang mana guru memberikan contoh beberapa garis).
Contoh penggunaannya: Seperti halnya seperti contoh di atas (penggunaan strategi belajar mengajar deduktif), rumuskan dulu: bahan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan rumusan konsepnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Strategi induktif, bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum
Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
DAFTAR PUSTAKA
Al Muchtar, Suwarma (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS, PPS UPI, Bandung.
Senjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Usman, M.Uzer dan Setiawati, Lilis (1993), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/contoh penerapan stategi pembelajaran deduktif dan induktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar