Ciri Morfologi Tanaman Krisan
(Chrysantemum indicum)
Akar krisan berfungsi selain untuk menyerap air
dan mineral dari dalam tanah tetapi juga untuk memperkokoh tumbuhnya tanaman. akar pada tanaman krisan termasuk kedalam jenis akar serabut.
Batang pada tanaman krisan dapat dilihat pada
gambar 4. Batang tersebut memiliki warna hijau, dengan batang yang relatif
pendek serta bentunya panjang membulat. Batang pada tanaman krisan digolongkan
sebagai batang tumbuhan herba.
Tanaman krisan merupakan jenis tanaman yang memiliki
daun yang berwarna hijau, duduk daun nya berseling dan juga memilki toreh pada
bagian tepi daunnya.
Tanaman krisan memiliki mahkota bunga yang banyak sehingga dapat digolongkan
sebagai bunga majemuk.
Bocah Biologi (BOGI)
Minggu, 11 Juni 2017
bunga krisan
Tanaman Krisan merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat. tanaman krisan dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong, bunga pot, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bunga hias. bunga krisan memiliki ciri-ciri yang dapat membedakan antara jenis bunga yang lain. bunga krisan tergolong kedalam jenis bunga asteracea yang mana ciri-cirinya adalah bunga yang berbentuk cawan dan bunga majemuk.
Selasa, 21 Juni 2016
makalah strategi pembelajaran deduktif induktif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa-siswanya.
Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya.
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan. Metode yang digunakan haruslah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan oleh seorang guru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal.
Pada dasarnya metode pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama siswa dipandang sebagai objek belajar, dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru. Kedua siswa sebagai subjek dan objek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proes pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif ?
2. Bagaimana karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti?
3. Apa kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut ?
4. Dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif ?
5. Upaya pemecahan kasus pembelajarannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
2. Untuk mengetahui karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
5. Untuk mengetahui upaya pemecahan kasus pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Induktif dan Pembelajaran Deduktif
1. Pengertian Pembelajaran induktif
Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks. Proses pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar, dan susunan pembelajaran. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel penting tersebut di atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis, (Suprihadi,1993:93). Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang berwujud pengalaman belajar bagi siswa.
Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Pada pendekatan induktif dimulai dengan memberikan bermacam-macam contoh. Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturan dan kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum. Pendekatan induktif adalah suatu strategi yang direncanakan untuk membantu sisiwa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi,membandingkan, penemuan pola, dan menggeneralisasikannya. Guru biasanya menciptakan suasana aktif belajar dengan mendorong siswa mengadakan pengamatan dan memfokuskan pengamatan melalui pertanyaan-pertanyaan. Pada pendekatan induktif ini seorang siswa harus lebih aktif. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui strategi pembelajaran induktif. pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban.
Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar. strategi ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1) Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
2) Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi pembelajaran tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
a. Jenis pendekatan induktif :
1) Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu.
2) Membentuk satu prinsip dari uji kajian tertentu.
3) Membentuk satu hukum dari pernyataan-pernyataan tertentu.
4) Mendapat satu teori dari urutan suatu pemikiran.
b. Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :
1) Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif
2) Berstruktur rendah
3) Penggunaan waktu yang kurang efisien
4) Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
2. Pengertian Pembelajaran Deduktif
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif dari pada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
a. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
1) Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
2) Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
4) Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran deduktif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
b. Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
1) Berorientasi pada siswa.
2) Berstruktur tinggi.
3) Penggunaan waktu yang lebih efisien.
4) Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
c. Sintak pembelajaran deduktif adalah :
1) Menyatakan abstraksi
2) Memberi ilustrasi
3) Aplikasi
4) Penutup
B. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Induktif dan Deduktif
1. Kelebihan Model Pembelajaran Induktif
Kelebihan yang menonjol dan mudah dipahami diantaranya :
a. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
c. Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
a. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
b. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
c. Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
d. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
e. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.
f. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
g. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
3. Kelebihan Model Pembelajaran deduktif
a. Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
b. Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
4. Kelemahan Pembelajaran Deduktif
a. Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas.
b. Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa dibatasi konteks tersebut.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Induktif Dan Pembelajaran Deduktif
1. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran ini menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Langkah-langkah yang harus tempuh dalam strategi pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu:
a. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
b. Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
c. Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
d. Menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya.
Taba mengidentifikasi tiga keterampilan berpikir induktif:
a. Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
Langkah-langkah:
1) Membuat daftar konsep.
2) Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama.
3) Pemberian label atau kategorisasi.
b. Interpretasi data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
2) Menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
3) Membuat kesimpulan.
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1) Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi.
2) Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3) Menguji hipotesis/prediksi.
2. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi belajar mengajar deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh.
Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
a. Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
b. Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
d. Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut
a. Guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi aturan yang akan disajikan.
b. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya.
c. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
d. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
D. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari
1. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan
3. Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
Kriteria pemelihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik.
4. Atas beberapa pertimbangan mengenai pemilihan strategi pembelajaran di atas maka alasan untuk memilih pembelajaran induktif dan deduktif adalah sebagai berikut :
Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
E. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran dari Strategi Tersebut
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilistrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian secara perlahan-perlahan menuju hal yan konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum kekhusus.
Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum . Pembelajaran deduktif, umum-khusus, abstrak-konkrit: guru menyampaikan aturan, prinsip baru diberi contoh-contohnya pada siswa.
Pembelajaran deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya Pembelajaran induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya. Selain ragam dan macam strategi pembelajran induktif dan pembelajaran deduktif. Pembelajaran deduktif dikembangkam oleh Filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Pada abad pertengahan, system induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berfikir rasional. Deduktif, sebagai kebalikan induktif adalah prosses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menujuk ke suatu konklusi logis.
Kesimpulan-kesimpulan tentang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam. Dictionary of Education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi kecontoh-contoh dan kemudian sampai pada konklusi-konklusi atau penerapan dari generalisasi-generalisasi.
F. Implementasi
Strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi:
Bahan pelajaran : konsep makhluk hidup.
Tujuan pembelajaran : “siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”.
Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Srategi belajar mengajar induktif Dalam strategi belajar mengajar induktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju yang umum yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba (Joyce & Weil; 2002:127), model yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.
Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:
a. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
b. Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
c. Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut aturan”. Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
Contoh sederhana dari pembelajaran induktif adalah menentukan dua atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangent geometri, yang mana guru memberikan contoh beberapa garis).
Contoh penggunaannya: Seperti halnya seperti contoh di atas (penggunaan strategi belajar mengajar deduktif), rumuskan dulu: bahan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan rumusan konsepnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Strategi induktif, bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum
Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
DAFTAR PUSTAKA
Al Muchtar, Suwarma (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS, PPS UPI, Bandung.
Senjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Usman, M.Uzer dan Setiawati, Lilis (1993), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/contoh penerapan stategi pembelajaran deduktif dan induktif
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawa sejak lahir. Komponen-komponen yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Seorang guru dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional dalam memberikan pembelajaran terhadap siswa-siswanya.
Perkembangan pengetahuan saat ini telah melaju dengan pesat dan erat hubungannya dengan perkembangan tekhnologi. Maka seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran atau metode yang harus dilakukan ketika melakukan pembelajaran kepada siswanya.
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam memilih metode pembelajaran, guru tidak boleh memilih secara asal-asalan. Metode yang digunakan haruslah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, yang dapat memberi feedback dan inisiatif murid untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dapat dikatakan berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran, tergantung pada efektif tidaknya metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Namun berdasarkan hasil pengamatan, dengan metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan oleh seorang guru, hasil pembelajaran yang diinginkan belum dapat tercapai secara optimal, karena siswa belum diberi kesempatan secara luas untuk mengembangkan minat, bakat, dan kemampuannya. Pembelajaran yang dilakukan terkesan monoton dan tidak menggairahkan siswa untuk belajar lebih aktif lagi. Hal itu mengakibatkan siswa kurang berminat untuk mengikuti dan melaksanakan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tidak dapat tercapai secara optimal.
Pada dasarnya metode pembelajaran dapat dilihat melalui dua sudut pandang yaitu pertama siswa dipandang sebagai objek belajar, dalam hal ini pembelajaran menuntut keaktifan guru. Kedua siswa sebagai subjek dan objek belajar, siswa dituntut keaktifannya dalam proes pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif ?
2. Bagaimana karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti?
3. Apa kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut ?
4. Dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif ?
5. Upaya pemecahan kasus pembelajarannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
2. Untuk mengetahui karakteristik dalam strategi pembelajaran induktif dan dedukti.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang ada dalam strategi pembelajaran tersebut.
4. Untuk mengetahui dasar-dasar pertimbangan dan langkah pelaksanaan strategi pembelajaran induktif dan deduktif.
5. Untuk mengetahui upaya pemecahan kasus pembelajaran induktif dan pembelajaran deduktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Induktif dan Pembelajaran Deduktif
1. Pengertian Pembelajaran induktif
Menurut Hilda Taba, proses pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks. Proses pembelajaran mencakup banyak variabel, yaitu variabel tujuan, guru, siswa, proses belajar, dan susunan pembelajaran. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran, variabel-variabel penting tersebut di atas, perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, Strategi pembelajaran menurut Hilda Taba adalah pola dan urutan tingkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis, (Suprihadi,1993:93). Strategi pembelajaran merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Cara-cara itu, mencakup sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang berwujud pengalaman belajar bagi siswa.
Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Pada pendekatan induktif dimulai dengan memberikan bermacam-macam contoh. Dari contoh-contoh tersebut siswa mengerti keteraturan dan kemudian mengambil keputusan yang bersifat umum. Pendekatan induktif adalah suatu strategi yang direncanakan untuk membantu sisiwa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi,membandingkan, penemuan pola, dan menggeneralisasikannya. Guru biasanya menciptakan suasana aktif belajar dengan mendorong siswa mengadakan pengamatan dan memfokuskan pengamatan melalui pertanyaan-pertanyaan. Pada pendekatan induktif ini seorang siswa harus lebih aktif. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui strategi pembelajaran induktif. pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban.
Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar. strategi ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1) Kemampuan berpikir dapat diajarkan.
2) Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3) Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi pembelajaran tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
a. Jenis pendekatan induktif :
1) Membentuk satu generalisasi daripada contoh-contoh tertentu.
2) Membentuk satu prinsip dari uji kajian tertentu.
3) Membentuk satu hukum dari pernyataan-pernyataan tertentu.
4) Mendapat satu teori dari urutan suatu pemikiran.
b. Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :
1) Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif
2) Berstruktur rendah
3) Penggunaan waktu yang kurang efisien
4) Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu
2. Pengertian Pembelajaran Deduktif
Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif dari pada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
a. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
1) Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
2) Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
4) Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran deduktif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan penalaran dari umum ke khusus. Pembelajaran deduktif merupakan imbangan yang sangat dekat bagi model pembelajaran induktif. Keduanya dirancang untuk mengajarkan konsep dan generalisasi, mengandalkan contoh dan bergantung pada keterlibatan guru secara aktif dalam membimbing siswa. Perbedaan terletak pada urutan kejadian selama pembelajaran, keterampilan berpikir, cara memotivasi dan waktu yang diperlukan serta biasanya pada pembelajaran pendekatan deduktif seorang guru harus lebih aktif daripada siswanya. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab dan simulasi.
b. Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
1) Berorientasi pada siswa.
2) Berstruktur tinggi.
3) Penggunaan waktu yang lebih efisien.
4) Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
c. Sintak pembelajaran deduktif adalah :
1) Menyatakan abstraksi
2) Memberi ilustrasi
3) Aplikasi
4) Penutup
B. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Induktif dan Deduktif
1. Kelebihan Model Pembelajaran Induktif
Kelebihan yang menonjol dan mudah dipahami diantaranya :
a. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
c. Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
2. Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
a. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
b. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
c. Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
d. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
e. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.
f. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
g. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
3. Kelebihan Model Pembelajaran deduktif
a. Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
b. Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
4. Kelemahan Pembelajaran Deduktif
a. Keaktifan siswa dalam mengeplorasikan kemampuan masih terbatas.
b. Dalam menarik kesimpulan dari konteks umum yang diberikan guru siswa dibatasi konteks tersebut.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Induktif Dan Pembelajaran Deduktif
1. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran ini menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Langkah-langkah yang harus tempuh dalam strategi pembelajaran dengan pendekatan induktif yaitu:
a. Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan induktif.
b. Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang memungkinkan siswa memperkirakan sifat umum yang terkandung dalam contoh.
c. Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat perkiraan.
d. Menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Postulat yang diajukan Taba di atas menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan dengan menggunakan strategi khusus. Menurutnya, berpikir induktif melibatkan tiga tahapan dan karenanya ia mengembangkan tiga strategi cara mengajarkannya.
Taba mengidentifikasi tiga keterampilan berpikir induktif:
a. Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
Langkah-langkah:
1) Membuat daftar konsep.
2) Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama.
3) Pemberian label atau kategorisasi.
b. Interpretasi data
Strategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
2) Menjelaskan dimensi-dimensi dan hubungan-hubungannya.
3) Membuat kesimpulan.
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda.. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1) Membuat hipotesis, memprediksi konsekuensi.
2) Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3) Menguji hipotesis/prediksi.
2. Langkah-langkah Pada Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi belajar mengajar deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh.
Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”. Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
a. Guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya.
b. Guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep.
c. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep.
d. Siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh dalam model pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut
a. Guru memilih konsep, prinsip, Inisiasi aturan yang akan disajikan.
b. Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya.
c. Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok
d. Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
D. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari
1. Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan
3. Jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.
Kriteria pemelihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indera peserta didik.
4. Atas beberapa pertimbangan mengenai pemilihan strategi pembelajaran di atas maka alasan untuk memilih pembelajaran induktif dan deduktif adalah sebagai berikut :
Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
E. Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran dari Strategi Tersebut
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilistrasi atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak. Kemudian secara perlahan-perlahan menuju hal yan konkrit. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum kekhusus.
Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum . Pembelajaran deduktif, umum-khusus, abstrak-konkrit: guru menyampaikan aturan, prinsip baru diberi contoh-contohnya pada siswa.
Pembelajaran deduktif, dimana proses pembelajarannya dimulai dari definisi dan diikuti dengan contoh-contoh dan yang bukan contohnya Pembelajaran induktif, dimulai dari contoh lalu membahas definisinya. Selain ragam dan macam strategi pembelajran induktif dan pembelajaran deduktif. Pembelajaran deduktif dikembangkam oleh Filosof Perancis Bacon yang menghendaki penarikan kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin. Semakin banyak fakta semakin mendukung hasil simpulan.
Pada abad pertengahan, system induktif ini disebut juga sebagai dogmatif, artinya langsung mempercayai begitu saja tanpa berfikir rasional. Deduktif, sebagai kebalikan induktif adalah prosses penalaran yang beranjak dari umum ke yang khusus atau dari suatu premis menujuk ke suatu konklusi logis.
Kesimpulan-kesimpulan tentang suatu kasus tertentu dapat dideduksi dari suatu prinsip umum yang berlaku bagi semua kasus yang semacam. Dictionary of Education mendefinisikan pola deduktif sebagai suatu pola dalam mengajar yang beranjak dari aturan-aturan atau generalisasi kecontoh-contoh dan kemudian sampai pada konklusi-konklusi atau penerapan dari generalisasi-generalisasi.
F. Implementasi
Strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
Contoh penggunaannya pada pembelajaran konsep terdefinisi:
Bahan pelajaran : konsep makhluk hidup.
Tujuan pembelajaran : “siswa dapat menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup”.
Rumusan konsep: makhluk hidup ialah makhluk yang memerlukan makanan, bergerak, tumbuh,berkembang biak, dan bernafas”.
Proses pembelajaran:
a. Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis .
b. Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis (di bawah rumusan konsep).
c. Siswa diminta menjelaskan berbagai atribut dengan menggunakan berbagai contoh. Guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
d. Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
Strategi belajar mengajar deduktif digunakan bila siswa belum memiliki pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan atau waktu mengajar relatif sedikit.
Srategi belajar mengajar induktif Dalam strategi belajar mengajar induktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju yang umum yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. Model pembelajaran induktif dipelopori oleh Taba (Joyce & Weil; 2002:127), model yang didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir.
Taba (Joyce dkk, 2002) membangun model ini dengan pendekatan yang didasarkan atas tiga asumsi, yaitu:
a. Proses berpikir dapat dipelajari. Mengajar seperti yang digunakan oleh Taba berarti membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir induktif melalui latihan (practice).
b. Proses berpikir adalah suatu transaksi aktif antara individu dan data. Ini berarti bahwa siswa menyampaikan sejumlah data dari beberapa domain pelajaran. Siswa menyusun data ke dalam sistem konseptual, menghubungkan poin-poin data dengan data yang lain, membuat generalisasi dari hubungan yang mereka temukan, dan membuat kesimpulan dengan hipotesis, meramalkan dan menjelaskan fenomena.
c. Mengembangkan proses berpikir dengan urutan yang “sah menurut aturan”. Postulat Taba bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, pertama seseorang harus menguasai satu keterampilan tertentu sebelumnya, dan urutan ini tidak bisa dibalik.
Contoh sederhana dari pembelajaran induktif adalah menentukan dua atau lebih garis yang sejajar (guru menggunakan konsep tangent geometri, yang mana guru memberikan contoh beberapa garis).
Contoh penggunaannya: Seperti halnya seperti contoh di atas (penggunaan strategi belajar mengajar deduktif), rumuskan dulu: bahan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan rumusan konsepnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Strategi induktif, bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang komplek dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum
Pembelajaran ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Dapat dikatakan juga strategi deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan kepada yang khusus yaitu penjelasan bagian-bagiannya atau atribut-atributnya (ciri-cirinya) dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi belajar mengajar deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep “terdefinisi”.
DAFTAR PUSTAKA
Al Muchtar, Suwarma (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS, PPS UPI, Bandung.
Senjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Usman, M.Uzer dan Setiawati, Lilis (1993), Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/11/21/contoh penerapan stategi pembelajaran deduktif dan induktif
sejarah perkembangan teori sel
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
A. PENDAHULUAN
Jauh sebelum Robert Hooke mempopulerkan istilah sel, beberapa ahli filsafat Yunani telah mengemukakan pandangannya berkenaan dengan penyusun tubuh makhluk hidup. Aristotles dan Paracelcius telah mengemukakan bahwa tubuh semua hewan dan tumbuhan tersusun atas elemen-elemen sederhana. Elemen-elemen sederhana tersebut secara bersama-sama membentuk struktur makroskopis makhluk hidup (De Robertis et al., 1979). Belakangan, elemen-elemen sederhana tersebut dikenal dengan istilah sel (dari bahasa Yunani, yaitu Cella atau Cellula yang berarti ruang atau kamar kecil).
Sebuah sel dapat berperan sebagai suatu organisme yang dikenal sebagai organisme uniseluler atau organisme bersel satu, misalnya berbagai jenis protozoa. Sel dapat tersusun berkelompok dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan dan membentuk organ. Selanjutnya, beberapa organ membentuk sistem organ dan pada akhirnya beberapa sistem organ, secara bersama-sama membentuk suatu organisme. Organisme yang dibentuk dinamakan organisme multiseluler.
Pemahaman mengenai sel baik dari aspek ultrastruktur maupun dari aspek fungsionalnya tidak terlepas dari hasil kerja keras sejumlah pakar ilmu pengetahuan. Penelitian-penelitian terus dikembangkan, bahkan dari berbagai sudut pandang dan melibatkan disiplin ilmu-ilmu lain. Penemuan mikroskop sederhana hingga mikroskop elektron telah memberikan sumbangan yang sangat penting dalam perkembangan biologi sel. Kemajuan yang dicapai di bidang kimia organik dan biokimia telah mengantar umat manusia pada pemahaman sel
B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
Sel merupakan massa protoplasma berbatas membran dengan sistem organisasi yang sangat kompleks. Sel bukan merupakan suatu bangunan statis, melainkan sebuah struktur yang sangat dinamis. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.
Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda merupakan orang pertama yang menemukan mikroskop dan meneliti organisme mikroskopis seperti berbagai Protozoa dan Rotifera yang oleh Beliau diberi nama ”animanculus”, berbagai jenis bakteri, meliputi bakteri basil dan bakteri spiral;. mengamati sperma pada manusia, katak, anjing, kelinci, dan ikan. Beliau juga mengamati pergerakan sel-sel darah di dalam kapiler kaki katak dan daun telinga pada kelinci.
Sumber : http://www.royalsociety.org/downloaddoc.asp dan http://www.tulane.edu/~wiser/cells/
Gambar-1.1 Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), dan mikroskop sederhana serta jenis protozoa hasil temuannya
Marcello Malphigi (1628-1694), seorang berkebangsaan Italia merupakan orang pertama yang menggunakan mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan pada organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal, limfa, dan paru-paru. Selain itu, dia juga mengamati perkembangan embrio ayam. Dari hasil pengamatannya, dia menyimpulkan bahwa jaringan tersusun atas unit-unit struktural yang ia sebut utricles (De Robertis, 1988).
Sumber :
http://www.crimezzz.net/forensichistory/images/MALPIGHI_marcello
Gambar-1.2 Marcello Malphigi (1628-1694)
Robert Hooke (1663) merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah sel berdasarkan hasil pengamatannya pada sayatan sumbat gabus. Ia melaporkan bahwa sumbat gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel (bahasa Yunani: Cellula yang bermakna ruang-ruang kecil).
Sumber : http://www.tulane.edu/~wiser/cells/ dan http://www.nndb.com/people
Gambar-1.3 Ruang-ruang kecil pada sayatan sumbat gabus, R. Hooke (1663) dan mikroskop sederhana
Rene Dutrochet (1776-1847), seorang yang berkebangsaan Perancis, melaporkan bahwa semua hewan dan tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel globular. Pada tahun 1831, Robert Brown (1773-1858), seorang yang berkebangsaan Inggris, melaporkan bahwa sel-sel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala putik mengandung suatu struktur yang konstan yang disebut inti. Pada tahun 1840, Johannes E. Purkinye (1787-1869), seorang yang berkebangsaan Cekoslovakia, memperkenalkan istilah protoplasma. Pada tahun 1861, W. Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik dari kehidupan. Protoplasma adalah substansi hidup yang berbatas membran dimana di dalamnya terdapat inti atau nukleus (Karp, 1984).
Sumber : http://clendening.kumc.edu/dc/pc/hitzig.jpg
Gambar-1.4 Johannes E. Purkinye (1787-1869)
Sumber : http:// home.tiscalinet.ch/biografien/images/schleiden dan
http://home.tiscalinet.ch/biografien/images/
Gambar-1.5 Mathias J. Schleiden(1804-1882), T(1810-1882). Schwann dan R. Virchow(1821-1902)
Pada tahun 1938, Mathias J. Schleiden (1804-1882), seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Secara terpisah, pada tahun 1839 Theodore Schwann (1810-1882) yang juga seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan tersusun atas sel. Schwann kemudian mengusulkan dua azas yang dikenal dengan teori sel, yaitu: Semua organisme terdiri atas sel, dan sel merupakan unit dasar organisasi kehidupan. Sepuluh tahun kemudian R. Virchow (1821-1902) mengusulakn azas ketiga teori sel yang berbunyi: Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya (Omnis cellula e cellulaI) (Sheeler & Bianchi, 1983). Kemudian Louis Pasteur (1908-1895) mengemu-kakan teori biogenesis yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Omne vivum e vivo). (Thorpe, 1984; Sheeler and Bianchii, 1983; dan Albert et al., 1984)
Sumber : http://art-random.main.jp/samescale/
Gambar-1.6 L. Pasteur (1808-1895)
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan para ilmuwan tersebut diambil suatu kesimpulan, yaitu: sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, sel merupakan kesatuan fungsional dari makhluk hidup, dan sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup. Namun, dalam lingkup yang lebih kompleks, teori sel mengandung makna (Villee et al., 1985), yaitu:
1. Semua makhluk hidup terdiri atas sel;
2. Sel yang baru dibentuk, berasal dari pembelahan sel sebelumnya;
3. Semua sel memiliki kemiripan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan aktivitas
metabo-lismenya;
4. Aktivitas dari suatu organisme dapat dimengerti sebagai aktivitas kolektif, dan interaksi-interaksi dari unit-unit seluler bergantung satu dengan yang lainnya.
Sumber : http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/stomTS.gif
Gambar-1.7 Oragnisasi kehidupan tingkat individu
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1. Memiliki membran plasma;
2. Mengandung materi genetic yang penting untuk mengkode berbagai jenis RNA, termasuk
untuk sintesis protein;
3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat di mana sintesis berlangsung.
STRUKTUR SEL DAN FUNGSINYA
Terdapat 2 tipe sel yaitu :
a. Sel Prokariotik
1. Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang
dinamakan nucleoid.
2. Organel-organelnya tidak dibatasi membran.
3. Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan.
4. Diameter sel antara 1-10µm.
5. Mengandung 4 subunit RNA polymerase.
6. Susunan kromosomnya sirkuler.
b. Sel Eukariotik
1. Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus.
2. Organel-organelnya dibatasi membran.
3. Membran selnya tersusun atas fosfolipid.
4. Diameter selnya antara 10-100µm.
5. Mengandung banyak subunit RNA polymerase.
6. Susunan kromosomnya linier.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :• RE halus dan RE kasar
Fungsi R.E. adalah : RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan RE halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolism karbohidrat dan detoksifikasi obat-obatan.
b. Ribosom (Ergastoplasma), Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House), Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
d. Lisosom, Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari:• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :• Karotin (kuning)• Fikodanin (biru)• Fikosantin (kuning)• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola berisi :• garam-garam organik• glikosida• tanin (zat penyamak)• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)• enzim• butir-butir patiPada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. MikrofilamenSeperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :• Selaput Inti (Karioteka)• Nukleoplasma (Kariolimfa)• Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak inti).Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru.• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel Hewan
Sel Tumbuhan
Sel Tumbuhan dan Sel Hewan mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua sel tersebut ada pada bagian atau organel-organel penyusun kedua sel tersebut, yaitu membrane plasma, inti sel, sitoplasma, sitoskeleton, ribosom, reticulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, peroksisom dan mitokondria. Sementara perbedaannya yaitu :
Sel Tumbuhan Sel Hewan
• Memiliki dinding sel
• Memiliki vakuola berukuran besar
• Memiliki plastida (kloroplas, kromoplas, dan leukoplas
• Tidak memiliki sentriol • Tidak memiliki dinding sel
• Memiliki vakuola berukuran kecil
• Tidak memiliki plastida
• Memiliki sentriol
A. PENDAHULUAN
Jauh sebelum Robert Hooke mempopulerkan istilah sel, beberapa ahli filsafat Yunani telah mengemukakan pandangannya berkenaan dengan penyusun tubuh makhluk hidup. Aristotles dan Paracelcius telah mengemukakan bahwa tubuh semua hewan dan tumbuhan tersusun atas elemen-elemen sederhana. Elemen-elemen sederhana tersebut secara bersama-sama membentuk struktur makroskopis makhluk hidup (De Robertis et al., 1979). Belakangan, elemen-elemen sederhana tersebut dikenal dengan istilah sel (dari bahasa Yunani, yaitu Cella atau Cellula yang berarti ruang atau kamar kecil).
Sebuah sel dapat berperan sebagai suatu organisme yang dikenal sebagai organisme uniseluler atau organisme bersel satu, misalnya berbagai jenis protozoa. Sel dapat tersusun berkelompok dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis jaringan dan membentuk organ. Selanjutnya, beberapa organ membentuk sistem organ dan pada akhirnya beberapa sistem organ, secara bersama-sama membentuk suatu organisme. Organisme yang dibentuk dinamakan organisme multiseluler.
Pemahaman mengenai sel baik dari aspek ultrastruktur maupun dari aspek fungsionalnya tidak terlepas dari hasil kerja keras sejumlah pakar ilmu pengetahuan. Penelitian-penelitian terus dikembangkan, bahkan dari berbagai sudut pandang dan melibatkan disiplin ilmu-ilmu lain. Penemuan mikroskop sederhana hingga mikroskop elektron telah memberikan sumbangan yang sangat penting dalam perkembangan biologi sel. Kemajuan yang dicapai di bidang kimia organik dan biokimia telah mengantar umat manusia pada pemahaman sel
B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
Sel merupakan massa protoplasma berbatas membran dengan sistem organisasi yang sangat kompleks. Sel bukan merupakan suatu bangunan statis, melainkan sebuah struktur yang sangat dinamis. Berbagai jenis aktivitas hidup yang berlangsung di dalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung di dalam sel dengan mekanisme sistem yang sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang fungsional.
Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda merupakan orang pertama yang menemukan mikroskop dan meneliti organisme mikroskopis seperti berbagai Protozoa dan Rotifera yang oleh Beliau diberi nama ”animanculus”, berbagai jenis bakteri, meliputi bakteri basil dan bakteri spiral;. mengamati sperma pada manusia, katak, anjing, kelinci, dan ikan. Beliau juga mengamati pergerakan sel-sel darah di dalam kapiler kaki katak dan daun telinga pada kelinci.
Sumber : http://www.royalsociety.org/downloaddoc.asp dan http://www.tulane.edu/~wiser/cells/
Gambar-1.1 Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), dan mikroskop sederhana serta jenis protozoa hasil temuannya
Marcello Malphigi (1628-1694), seorang berkebangsaan Italia merupakan orang pertama yang menggunakan mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan pada organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal, limfa, dan paru-paru. Selain itu, dia juga mengamati perkembangan embrio ayam. Dari hasil pengamatannya, dia menyimpulkan bahwa jaringan tersusun atas unit-unit struktural yang ia sebut utricles (De Robertis, 1988).
Sumber :
http://www.crimezzz.net/forensichistory/images/MALPIGHI_marcello
Gambar-1.2 Marcello Malphigi (1628-1694)
Robert Hooke (1663) merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah sel berdasarkan hasil pengamatannya pada sayatan sumbat gabus. Ia melaporkan bahwa sumbat gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel (bahasa Yunani: Cellula yang bermakna ruang-ruang kecil).
Sumber : http://www.tulane.edu/~wiser/cells/ dan http://www.nndb.com/people
Gambar-1.3 Ruang-ruang kecil pada sayatan sumbat gabus, R. Hooke (1663) dan mikroskop sederhana
Rene Dutrochet (1776-1847), seorang yang berkebangsaan Perancis, melaporkan bahwa semua hewan dan tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel globular. Pada tahun 1831, Robert Brown (1773-1858), seorang yang berkebangsaan Inggris, melaporkan bahwa sel-sel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala putik mengandung suatu struktur yang konstan yang disebut inti. Pada tahun 1840, Johannes E. Purkinye (1787-1869), seorang yang berkebangsaan Cekoslovakia, memperkenalkan istilah protoplasma. Pada tahun 1861, W. Schultze menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik dari kehidupan. Protoplasma adalah substansi hidup yang berbatas membran dimana di dalamnya terdapat inti atau nukleus (Karp, 1984).
Sumber : http://clendening.kumc.edu/dc/pc/hitzig.jpg
Gambar-1.4 Johannes E. Purkinye (1787-1869)
Sumber : http:// home.tiscalinet.ch/biografien/images/schleiden dan
http://home.tiscalinet.ch/biografien/images/
Gambar-1.5 Mathias J. Schleiden(1804-1882), T(1810-1882). Schwann dan R. Virchow(1821-1902)
Pada tahun 1938, Mathias J. Schleiden (1804-1882), seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel. Secara terpisah, pada tahun 1839 Theodore Schwann (1810-1882) yang juga seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan tersusun atas sel. Schwann kemudian mengusulkan dua azas yang dikenal dengan teori sel, yaitu: Semua organisme terdiri atas sel, dan sel merupakan unit dasar organisasi kehidupan. Sepuluh tahun kemudian R. Virchow (1821-1902) mengusulakn azas ketiga teori sel yang berbunyi: Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya (Omnis cellula e cellulaI) (Sheeler & Bianchi, 1983). Kemudian Louis Pasteur (1908-1895) mengemu-kakan teori biogenesis yang menyatakan bahwa setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Omne vivum e vivo). (Thorpe, 1984; Sheeler and Bianchii, 1983; dan Albert et al., 1984)
Sumber : http://art-random.main.jp/samescale/
Gambar-1.6 L. Pasteur (1808-1895)
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan para ilmuwan tersebut diambil suatu kesimpulan, yaitu: sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, sel merupakan kesatuan fungsional dari makhluk hidup, dan sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup. Namun, dalam lingkup yang lebih kompleks, teori sel mengandung makna (Villee et al., 1985), yaitu:
1. Semua makhluk hidup terdiri atas sel;
2. Sel yang baru dibentuk, berasal dari pembelahan sel sebelumnya;
3. Semua sel memiliki kemiripan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan aktivitas
metabo-lismenya;
4. Aktivitas dari suatu organisme dapat dimengerti sebagai aktivitas kolektif, dan interaksi-interaksi dari unit-unit seluler bergantung satu dengan yang lainnya.
Sumber : http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/stomTS.gif
Gambar-1.7 Oragnisasi kehidupan tingkat individu
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1. Memiliki membran plasma;
2. Mengandung materi genetic yang penting untuk mengkode berbagai jenis RNA, termasuk
untuk sintesis protein;
3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat di mana sintesis berlangsung.
STRUKTUR SEL DAN FUNGSINYA
Terdapat 2 tipe sel yaitu :
a. Sel Prokariotik
1. Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang
dinamakan nucleoid.
2. Organel-organelnya tidak dibatasi membran.
3. Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan.
4. Diameter sel antara 1-10µm.
5. Mengandung 4 subunit RNA polymerase.
6. Susunan kromosomnya sirkuler.
b. Sel Eukariotik
1. Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus.
2. Organel-organelnya dibatasi membran.
3. Membran selnya tersusun atas fosfolipid.
4. Diameter selnya antara 10-100µm.
5. Mengandung banyak subunit RNA polymerase.
6. Susunan kromosomnya linier.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat Hidrofobik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :• RE halus dan RE kasar
Fungsi R.E. adalah : RE kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan RE halus berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolism karbohidrat dan detoksifikasi obat-obatan.
b. Ribosom (Ergastoplasma), Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House), Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
d. Lisosom, Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri dari:• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :• Karotin (kuning)• Fikodanin (biru)• Fikosantin (kuning)• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut TonoplasVakuola berisi :• garam-garam organik• glikosida• tanin (zat penyamak)• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)• enzim• butir-butir patiPada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. MikrofilamenSeperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.k. Peroksisom (Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :• Selaput Inti (Karioteka)• Nukleoplasma (Kariolimfa)• Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak inti).Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru.• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel Hewan
Sel Tumbuhan
Sel Tumbuhan dan Sel Hewan mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaan kedua sel tersebut ada pada bagian atau organel-organel penyusun kedua sel tersebut, yaitu membrane plasma, inti sel, sitoplasma, sitoskeleton, ribosom, reticulum endoplasma (RE), badan golgi, lisosom, peroksisom dan mitokondria. Sementara perbedaannya yaitu :
Sel Tumbuhan Sel Hewan
• Memiliki dinding sel
• Memiliki vakuola berukuran besar
• Memiliki plastida (kloroplas, kromoplas, dan leukoplas
• Tidak memiliki sentriol • Tidak memiliki dinding sel
• Memiliki vakuola berukuran kecil
• Tidak memiliki plastida
• Memiliki sentriol
makalah ciri-ciri mahluk hidup
BAB I
PENDAHULUAN
An-nur 45 : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di antara perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yamg dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.
Thaaha 53 : Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan, maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam
A. Latar Belakang
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidupAktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki beberapa ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat berkembang biak. . Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik, sehingga penulis membuat makalah dengan judul makhluk hidup dan keanekaragaman, agar pembaca serta penulis dapat makin memahami tentang keanekaragaman semua makhluk hidup.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, kita dapat menarik beberapa rumusan masalah, antara lain:
a. Bagaimana ciri-ciri makhluk hidup?
b. Bagaimana klafikasi keanekaragaman makhlik hidup?
c. Apa saja jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup?
d. Bagaimana struktur organisasi kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.
b. Untuk mengetahui klafikasi keanekaragaman makhluk hidup.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.
d. Untuk mengetahui struktur organisasi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri tersebut antara lain;
1. Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang biak merupakan kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan keturunan. Cara perkembangbiakan makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin) dan perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara, pada hewan tingkat rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara vegetatif.
2. Makhluk Hidup Bernapas
Semua makhluk hidup pasti melakukan proses pernapasan. Bernapas
adalah mengambil udara dari luar (O2) dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari dalam tubuh. Proses pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang lebih dikenal dengan proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran makanan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan energi yang berguna bagi makhluk hidup untuk mampu beraktivitas.
Gambar 1. Proses Pernafasan
3. Makhluk Hidup Bergerak
Salah satu ciri yang sangat membedakan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup adalah bergerak. Gerak pada manusia dan hewan akan nampak sangat jelas karena manusia dan hewan mempunyai alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa kaki dan tangan. Sementara alat gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip, silia, dan lainnya. Gerakan pada tumbuhan adalah gerak menutupnya daun putri malu bila disentuh, menutupnya daun petai cina pada sore hari.
4. Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan (Iritabilitas)
Kemampuan menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang adalah salah satu hal yang membedakan makhluk hidup dengan makhluk tak hidup.Tanggapan makhluk hidup terhadap rangsang umumnya diperlihatkan dalam bentuk gerak. Contoh daun putri malu bila menerima rangsangan berupa sentuhan.
Gambar 2. Putri Malu
5. Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh merupakan suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk, dan penambahan ukuran ini tidak kembali kepada ukuran semula. Sedangkan kembang, merupakan suatu proses pencapaian kedewasaan, mulai dari bentuk atau keadaan yang sederhana. Penambahan ukuran dan pencapaian kedewasaan ini terjadi karena adanya proses pembentukan jaringan baru yang diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan fungsi dari sel.
Gambar 3. Tanaman Gambar 4. Manusia
6. Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber tenaga, untuk tumbuh kembang, dan untuk mengganti sel-sel yang telah rusak. Sedangkan air diperlukan untuk keseimbangan tubuh, pelarut beberapa zat, vitamin dan mineral. Makanan diubah menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh setelah melalui proses biologi dan kimiawi. Sebagian dari zat makanan tersebut kemudian melalui proses pembakaran diubah menjadi energi. Untuk proses ini diperlukan oksigen yang didapat dari proses pernafasan.
7. Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan urine
B. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
1. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
2. Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
3. Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Jenis-jenis protista:
a. Protista mirip hewan (Protozoa).
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
1) Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
Gambar 5. Entamoeba histolytica
2) Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
Gambar 6. Trypanosoma evansi
3) Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.
Gambar 7. Paramecium caudatum
4) Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
b. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae).
Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/algae).
1) Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
2) Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
Gambar 8. Ceratium
c. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
1) Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang hidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
Gambar 9. Physarium
2) Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
4. Fungi
Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus membran. Ciri-ciri jamur secara umum, yaitu bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai keturunan diploid yang singkat. Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang sudah mati atau sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis. Contohnya: panu, kadas, kurap.
Kelas-kelas jamur meliputi:
a. Zygomycotina
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
5. Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
a. Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar, batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
1) Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
2) Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
3) Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit. Contoh: Marchantia.
Gambar10. Marchantia
4) Musci (Lumut daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
Gambar 11. Sphagnum fimbriatun, Mnium.
b. Tracheophyta
Tumbuhan yang memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
1) Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
2) Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
a) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
b) Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan). Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan monokotil.
6. Animalia (Hewan)
Dunia hewan atau animalia meliputi dua kelompok besar, yaitu invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).
a. Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan. Hewan-hewan yang termasuk invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan berongga), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes (cacing benang atau cacing gilik), annelida (cacing gelang), mollusca (hewan bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan echinodermata (hewan berkulit duri).
b. Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh lapisan tubuh (epidermis dan dermis). Vertebrata yang hidup di darat biasanya memiliki kulit menanduk dan memiliki tulang. Pada vertebrata tingkat rendah endosekeleton berupa tulang rawan. Adapun vertebrata yang sudah maju , endosekeleton berupa tulang keras. Sistem peredaran darah dilengkapi jantung dengan atriun dan ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ berupa ingsang, kulit dan paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ ginjal. Sistem reproduksi secara seksual antara hewan jantan dan betina. Hewan yang termasuk vertebrata adalah :
a) Pisces
Tubuh pisces ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak berupa sirip. Suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut poikilotermis. Habitatnya diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau. Reproduksi terjadi secara seksual, pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut pembuahan eksternal. Kelas pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha, Chondrichtyes, dan Osteichthyes.
b) Amphibia
Amphibia merupakan kelompok hewan dengen fase hidup yang berlangsung di air dan darat. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisip. Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang. Mata memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menutupi mata saat berada dalam air (disebut Membrana niktitans).
Tubahnya memiliki sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka. Amphibia dibagi menjadi 3 ordo, yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
c) Reptilia
Reptilia merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di tanah. Kulitnya mengalami penandukkan (kornifikasi) untuk mencegah banyak hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dengan 2 pasang anggota gerak. Reptilia berkembang biak dengan bertelur. Pernapasan reptilia selalu dengan paru-paru. Sistem peredaran darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang tidak sempurna (foramen panizzae) contohnya pada crocodilia. Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia, Rhynchocephalia, Squamata, dan Brocodilia.
d) Aves
Tubuh aves terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap dan sepasang kaki. Respirasi dilakukan dengna paru-paru dan berhubungan dengan kantong udara (saccus pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap. Aves dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut Archaeornithes, Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes, Anseriformes.
e) Mamalia
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya serta mengasuhnya dalam waktu tertentu. Tubuhnya tertutup oleh rambut, kulit banyak mengandung kelenjar (sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar keringat,bau, dan susu/glandula mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak. Jantung terdiri atas 4 ruang yang sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Pernapasan berlangsung dengan organ paru-paru. Sistem ekskresi dengan ginjal, kulit dan paru-paru. Pembuahan terjadi secara internal. Mamalia dikelompokkan menjadi beberapa ordo, antara lain Monotremata, Marsupialia, Chiroptera, Primata, Cetacea, Carnivora, Artiodactyla.
C. KENAEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang sama serta unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2. Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang mampu saling berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Karena lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan beraneka ragam pula.
3. Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebut gen.
Sekalipun individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda bergantung peda penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan.
Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang sama.
D. STRUKTUR ORGANISASI KEHIDUPAN
Organisasi merupakan salah satu konsep sentral dalam Biologi dan kajian dalam bidang studi Biologi umumnya dilakukan dengan pendekatan struktur Organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan tersebut meliputi :
1. TINGKAT MOLEKUL
Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul tersebut akan menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran sel plasma yang tersusun atas molekul-molekul protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat, dan ion-ion lain.
2. TINGKAT SEL
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisme uniselular, yaitu organisme yang susunannya itu terdiri dari satu sel saja, karena pada organisme uniselular ini, semua kegiatan hidup dilakukan oleh sel tersebut. Contohnya, bakteri, Paramecium sp, dan bersel banyak (multiselular). Dan organisme multiselular, yaitu organisme yang susunannya terdiri dari banyak sel. Contohnya, manusia, ayam, pohon mangga.
Berdasarkan ada tau tidaknya membran, sel itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sel eukariotik yang memiliki membran sel dan prokariotik yang tidak memiliki membran sel. Bagian-bagian dari sel :
1) Membran sel (dinding sel)
2) Sitoplasma (plasma sel)
3) Inti Sel ( Nukleus )
Di dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen ( DNA ). Inti sel terdapat pada sel hewan dan tumbuhan.
Bagian Sel Tumbuhan Hewan
Bentuk Sel Tetap Berubah
Dinding Sel Ada Tidak Ada
Vakuola Besar, Hanya 1 Kecil, Biasanya banyak
Plastida Ada Tidak Ada
Sentrosom Tidak Ada Ada
3. TINGKAT JARINGAN
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan itu letaknya pada tubuh tumbuhan, hewan, dan manusia.
1) Jaringan pada tumbuhan :
Jaringan pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa.
a. Jaringan muda atau meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya itu mempunyai sifat embrionik, serta mereka mampu terus-menerus membelah diri sehingga tumbuhan tersebut dapat terus tumbuh. Jaringan muda umumnya terletak pada ujung akar, cabang batang, ujung tunas, dan kambium.
b. Sedangkan Jaringan dewasa adalah jaringan yang dapat dibedakan
menjadi lima kelompok, yaitu jaringan dasar atau parenkim, jaringan pelindung, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan sekretori.
2) Jaringan pada hewan dan manusia :
a. Jaringan epitel dibentuk oleh sel-sel epitel yang susunanya rapat.
mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh dan sebagai jalanya transportasi zat, jaringan ini letaknya pada seluruh permukaan luar tubuh atau kulit.
b. Jaringan otot disusun oleh sel-sel otot. Di dalam jaringan otot terdapat 3 jenis otot yaitu yaitu, otot polos yang letaknya terdapat pada organ-organ tubuh bagian dalam seperti lambung dan usus, otot lurik yang melekat pada tulang atau kulit, serta otot jantung yang tentu saja terletak di jantung.
c. Jaringan saraf disusun oleh jutaan sel-sel (neuron). Dalam Setiap sel saraf terdiri atas badan sel dan serabut saraf (dendrit). Jaringan ini fungsinya untuk menerima serta menyalurkan rangsang. Kumpulan badan sel saraf terletak didalam bagian otak dan sumsung tulang belakang.
d. Jaringan penyokong punya fungsi untuk memberi kekuatan, bantuan, serta perlindungan kepada bagian-bagian yang lemah di dalam tubuh. Contohnya jaringan tulang, jaringan darah, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
4. TINGKAT ORGAN
Organ adalah kumpulan jaringan yang bersatu, menjalankan fungsi tertentu dan membentuk alat tubuh.
1) Organ pada tumbuhan, meliputi akar, batang, dan daun
a. Akar
Akar berasal dari akar lembaga (radix). Pada tumbuhan dikotil, akar lembaga akan terus tumbuh sehingga mereka dapat membentuk akar tunggang. Ujung akar monokotil dan dikotil dilindungi oleh tudung akar yang fungsinya tentu saja untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah. Akar ini punya lapisan-lapisan, seperti lapisan epidermis, korteks/endodermis, dan silinder pusat (stele).
b. Batang
Batang juga punya fungsi yaitu sebagai tempat tumbuhnya tunas, cabang, serta daun. Batang itu juga tersusun dari jaringan epidermis, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan penyimpan.
c. Daun
Daun juga punya fungsi yaitu sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Daun ini disusun juga oleh jaringan epidermis, parenkim, penyongkong dan pengangkut.
2) Organ pada hewan dan manusia, antara lain mata, yang fungsinya untuk melihat, telinga untuk mendengar, jantung fungsinya sebagai pemompa darah, paru-paru untuk bernapas, lambung untuk mencerna makanan, ginjal untuk mengeluarkan urine (air seni), dan indung telur untuk menghasilkan sel telur.
5. TINGKAT SISTEM ORGAN
Sekelompok organ akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem organ atau sekumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi dan tugas tertentu. Berikut adalah sistem organ yang ada pada manusia :
1) Sistem hormon organ penyusunya seperti kelenjer penghasil hormon dan memiliki fungsi untuk mengatur fungsi organ.
2) Sistem saraf organ penyusunya seperti otak,sumsum tulang belakang,serabut saraf,dan alat indra dan memiliki fungsi untuk mengkoordinasi gerak dan tanggapan terhadap rangsang.
3) Sistem reproduksi organ penyusunya seperti teste,ovarium,dan rahim dan memilii fungsi untuk berkembang biak.
4) Sistem pengeluaran organ penyusunya seperti ginjal,hati,kulit, dan paru-paru dan memiliki fungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa.
5) Sistem otot organ penyusunya seperti serabut dan tendon dan memiliki fungsi sebagai alat gerak aktif.
6) Sistem rangka organ penyusunya seperti tengkorak,alat gerak,dan badan dan memiliki fungsi sebagai alat gerak pasif.
7) Sistem peredaran darah organ penyusunya seperti jantung, pembuluh nadi,vena, dan aorta dan memiliki fungsi untuk mengangkut sari-sari makanan,oksigen, dan CO2.
8) Sistem pernapasan organ penyusunya seperti hidung,tenggorokan,dan paru-paru dan memiliki fungsi memasukan oksigen ke tubuh serta mengeluarkan gas CO2 dan uap air.
9) Sistem pencernaan organ penyusunya seperti mulut,lambung,dan usus halus dan memiliki fungsi untuk mencerna makanan agar dapat diserap usus halus.
Sistem organ pada tumbuhan antara lain :
1) Sistem pengangkutan pada batang untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis
2) Sistem reproduksi untuk memperbanyak organisme
3) Sistem penyerapan pada akar
6. TINGKAT INDIVIDU
Individu merupakan organisme yang tersusun oleh kumpulan sistem organ. Kumpulan sistem organ tersebut membentuk individu. Adanya berbagai sistem organ yang memiliki fungsi berbeda, membuat suatu individu mampu melakukan fungsi hidupnya dengan baik. Contoh organisasi kehidupan tingkat individu adalah seekor kucing, seekor ular, dan seorang manusia.
7. TINGKAT POPULASI
Populasi adalah kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang sama, seperti populasi rumput, pohon kelapa, burung merpati, cacing tanah, dsb. Di dalam suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut dilakukan guna menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan perkawinan, dan untuk perlindungan satu sama lainnya. contoh organisasi tingkat populasi adalah sekumpulan banteng.
8. TINGKAT KOMUNITAS
Komunitas merupakan sekelompok populasi yang hidup dalam suatu daerah dan menempati lingkungan yang sama. Komunitas merupakan organisasi kehidupan yang memiliki banyak objek untuk diamati. Contohnya, komunitas sungai terdapat populasi katak, populasi udang, dan populasi plankton, komunitas padang rumput yang terdiri dari populasi rumput, belalang, kupu-kupu, cacing tanah, alang-alang, dsb.
9. TINGKAT EKOSISTEM
Ekosistem merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya tempat mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem, organisasi kehidupan berlangsung sangat kompleks. Antarpopulasi terdapat suatu hubungan simbiosis serta siklus energi dan materi. Siklus energi ini terjadi melalui suatu peristiwa makan dimakan yang membentuk sebuah rantai makanan. Bahkan terdapat siklus energi yang lebih luas dan rumit dalam suatu jaring-jaring makanan.
10. TINGKAT BIOMA
Bioma merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup di dalamnya. Bioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis tumbuhan dominan di daerah tersebut. Contohnya bioma gurun, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, bioma hutan gugur, dan bioma tundra.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah mempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk hidup. Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi: keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman genetika. Struktur organisasi kehidupan meliputi tingkat molekul, sel, jaringan, organ,system organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma.
DAFTAR PUSTAKA
Putri. 2013. Ciri-ciri Mahluk Hidup.(online)
(http://putrybulan17.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-makhluk-hidup-dan.html).
Rachmat, Agus. 2004. Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka
Riandary, Henny. 2006. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai.
Sujarwanta, Agus. 2013. Biologi Umum. Metro: LembagaPenelitianUM Metro Press.
PENDAHULUAN
An-nur 45 : Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di antara perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yamg dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.
Thaaha 53 : Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan, maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam
A. Latar Belakang
Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidupAktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki beberapa ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat berkembang biak. . Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik, sehingga penulis membuat makalah dengan judul makhluk hidup dan keanekaragaman, agar pembaca serta penulis dapat makin memahami tentang keanekaragaman semua makhluk hidup.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, kita dapat menarik beberapa rumusan masalah, antara lain:
a. Bagaimana ciri-ciri makhluk hidup?
b. Bagaimana klafikasi keanekaragaman makhlik hidup?
c. Apa saja jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup?
d. Bagaimana struktur organisasi kehidupan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.
b. Untuk mengetahui klafikasi keanekaragaman makhluk hidup.
c. Untuk mengetahui jenis-jenis keanekaragaman makhluk hidup.
d. Untuk mengetahui struktur organisasi kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri tersebut antara lain;
1. Makhluk Hidup Berkembang Biak
Berkembang biak merupakan kemampuan makhluk hidup untuk memperbanyak keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk melestarikan keturunan. Cara perkembangbiakan makhluk hidup dibagi menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara vegetatif (tidak kawin) dan perkembangbiakan secara generatif (kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya perkembangbiakan dilakukan secara generatif. Sementara, pada hewan tingkat rendah perkembangbiakan pada umumnya dilakukan secara vegetatif.
2. Makhluk Hidup Bernapas
Semua makhluk hidup pasti melakukan proses pernapasan. Bernapas
adalah mengambil udara dari luar (O2) dan mengeluarkan udara dari dalam (CO2) dari dalam tubuh. Proses pernapasan ini berguna untuk menghasilkan energi atau yang lebih dikenal dengan proses oksidasi. Oksidasi merupakan proses pembakaran makanan dalam tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan energi yang berguna bagi makhluk hidup untuk mampu beraktivitas.
Gambar 1. Proses Pernafasan
3. Makhluk Hidup Bergerak
Salah satu ciri yang sangat membedakan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup adalah bergerak. Gerak pada manusia dan hewan akan nampak sangat jelas karena manusia dan hewan mempunyai alat gerak. Alat gerak pada manusia berupa kaki dan tangan. Sementara alat gerak pada hewan dapat berupa kaki, sayao, sirip, silia, dan lainnya. Gerakan pada tumbuhan adalah gerak menutupnya daun putri malu bila disentuh, menutupnya daun petai cina pada sore hari.
4. Makhluk Hidup Menerima dan Menganggapi Rangsangan (Iritabilitas)
Kemampuan menerima dan memberikan tanggapan terhadap rangsang adalah salah satu hal yang membedakan makhluk hidup dengan makhluk tak hidup.Tanggapan makhluk hidup terhadap rangsang umumnya diperlihatkan dalam bentuk gerak. Contoh daun putri malu bila menerima rangsangan berupa sentuhan.
Gambar 2. Putri Malu
5. Makhluk Hidup tumbuh dan Berkembang
Tumbuh merupakan suatu proses bertambah besarnya ukuran makhluk, dan penambahan ukuran ini tidak kembali kepada ukuran semula. Sedangkan kembang, merupakan suatu proses pencapaian kedewasaan, mulai dari bentuk atau keadaan yang sederhana. Penambahan ukuran dan pencapaian kedewasaan ini terjadi karena adanya proses pembentukan jaringan baru yang diawali oleh penambahan jumlah, ukuran dan fungsi dari sel.
Gambar 3. Tanaman Gambar 4. Manusia
6. Makhluk Hidup Memerlukan Makanan dan Air
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber tenaga, untuk tumbuh kembang, dan untuk mengganti sel-sel yang telah rusak. Sedangkan air diperlukan untuk keseimbangan tubuh, pelarut beberapa zat, vitamin dan mineral. Makanan diubah menjadi zat-zat yang diperlukan tubuh setelah melalui proses biologi dan kimiawi. Sebagian dari zat makanan tersebut kemudian melalui proses pembakaran diubah menjadi energi. Untuk proses ini diperlukan oksigen yang didapat dari proses pernafasan.
7. Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak akan menimbulkan racun di dalam tubuh.Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat. Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia , yaitu :
a. Paru paru mengeluarkan CO2
b. Kulit mengeluarkan keringat
c. Ginjal mengeluarkan urine
B. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi 6 kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
1. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan organisme prokariotik uniseluler yang hidup di lingkunngan anerob dengan kondisi yang ekstrem, misalnya kawah gunung berapi dan sumber air panas. Ada yang merupakan autotrof, tetapi sebagian besar merupakan heterotrof.
2. Eubacteria
Anggotanya merupakan organisme prokariotik uniseluler, meskipun ada pula yang berkoloni membentuk filamen. Bakteri termasuk organisme autotrof atau heterotrof dengan tiga bentuk dasar, yaitu bulat, batang dan spiral.
3. Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
Jenis-jenis protista:
a. Protista mirip hewan (Protozoa).
Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
1) Rhizopoda
Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Entamoeba histolityca (penyebab disentri).
Gambar 5. Entamoeba histolytica
2) Flagellata
Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar, tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak).
Gambar 6. Trypanosoma evansi
3) Cilliata
Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh: Paramecium caudatum.
Gambar 7. Paramecium caudatum
4) Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh: Plasmodium (penyebab malaria).
b. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae).
Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/algae).
1) Euglenophyta
Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
2) Pyrophyta
Sebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif. Contoh: Ceratium.
Gambar 8. Ceratium
c. Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
1) Myxomycota (jamur lendir)
Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang hidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering. Contoh: Physarium.
Gambar 9. Physarium
2) Oomycota (jamur air)
Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan sebagai parasit).
4. Fungi
Fungi atau jamur termasuk organisme eukariotik karena sudah memiliki inti sel yang terbungkus membran. Ciri-ciri jamur secara umum, yaitu bersel satu atau banyak dengan dinding sel dari zat kitin dan tidak berklorofil. Daur hidup jamur mempunyai keturunan diploid yang singkat. Jamur hidup sebagai saprofit dengan menguraikan bahan organik yang sudah mati atau sampah dan bangkai. Selain itu, beberapa jenis jamur hidup secara parasit, yaitu menumpang dan mengambil bahan organik dari inang yang masih hidup. Jamur parasit akan menyebabkan penyakit yang disebut mikosis. Contohnya: panu, kadas, kurap.
Kelas-kelas jamur meliputi:
a. Zygomycotina
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
5. Plantae(tumbuhan)
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
a. Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar, batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
1) Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
2) Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
3) Hepaticeae (Lumut hati)
Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit. Contoh: Marchantia.
Gambar10. Marchantia
4) Musci (Lumut daun)
Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
Gambar 11. Sphagnum fimbriatun, Mnium.
b. Tracheophyta
Tumbuhan yang memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
1) Pterydophyta
Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
2) Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
a) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
b) Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Setelah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan). Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan monokotil.
6. Animalia (Hewan)
Dunia hewan atau animalia meliputi dua kelompok besar, yaitu invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).
a. Invertebrata
Invertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Animali yang termasuk dalam kelompok ini memiliki habitat yang sangat bervariasi, dari laut, sungai, darat, bahkan sampai di pegunungan. Hewan-hewan yang termasuk invertebrata antara lain: porifera (hewan berpori), coelenterata (hewan berongga), platyhelminthes (cacing pipih), nemathelmintes (cacing benang atau cacing gilik), annelida (cacing gelang), mollusca (hewan bertubuh lunak), anthropoda (hewan yang memiliki kaki bersendi-sendi) dan echinodermata (hewan berkulit duri).
b. Vertebrata
Vertebrata pada umumnya terbungkus oleh lapisan tubuh (epidermis dan dermis). Vertebrata yang hidup di darat biasanya memiliki kulit menanduk dan memiliki tulang. Pada vertebrata tingkat rendah endosekeleton berupa tulang rawan. Adapun vertebrata yang sudah maju , endosekeleton berupa tulang keras. Sistem peredaran darah dilengkapi jantung dengan atriun dan ventrikel. Sistem pernafasan dilengkapi organ berupa ingsang, kulit dan paru-paru. Sistem eksresi dilengkapi dengan organ ginjal. Sistem reproduksi secara seksual antara hewan jantan dan betina. Hewan yang termasuk vertebrata adalah :
a) Pisces
Tubuh pisces ditutupi oleh sisik, memiliki alat gerak berupa sirip. Suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai dengan lingkungan disebut poikilotermis. Habitatnya diperairan tawar, perairan laut dan perairan payau. Reproduksi terjadi secara seksual, pertemuan sel telur dan sperma terjadi diluar tubuh disebut pembuahan eksternal. Kelas pisces dibagi mennjadi tiga ordo, yaitu Agnatha, Chondrichtyes, dan Osteichthyes.
b) Amphibia
Amphibia merupakan kelompok hewan dengen fase hidup yang berlangsung di air dan darat. Amphibia memiliki kulit yang selalu basah dan berkelenjar, tidak memiliki sisip. Alat gerak berupa dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang. Mata memiliki kelopak yang dapat digerakkan. Mata juga memiliki selaput yang menutupi mata saat berada dalam air (disebut Membrana niktitans).
Tubahnya memiliki sistem urogenital, artinya saluran kelamin dan saluran ekskresi bergabung menjadi satu dalam kloaka. Amphibia dibagi menjadi 3 ordo, yaitu stegoephalia, caudata, dan anura.
c) Reptilia
Reptilia merupakan vertebrata yang mampu menyesuaikan diri di lingkungan kering di tanah. Kulitnya mengalami penandukkan (kornifikasi) untuk mencegah banyak hilangnya cairan tubuh. Tubuh dilengkapi dengan 2 pasang anggota gerak. Reptilia berkembang biak dengan bertelur. Pernapasan reptilia selalu dengan paru-paru. Sistem peredaran darah berupa jantung yang terdiri atas 2 serambi dan 2 bilik dengan sekat yang tidak sempurna (foramen panizzae) contohnya pada crocodilia. Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu Chelonia, Rhynchocephalia, Squamata, dan Brocodilia.
d) Aves
Tubuh aves terbungkus oleh bulu, memiliki dua pasang anggota gerak, yaitu berupa sepasang sayap dan sepasang kaki. Respirasi dilakukan dengna paru-paru dan berhubungan dengan kantong udara (saccus pneumaticus). Suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan, disebut homoiotermis, sehingga suhu tubuh tetap. Aves dikelompokan antara lain menjadi ordo-ordo berikut Archaeornithes, Struthioniformes, Galliformes, Columbiformes, Passeriformes, Anseriformes.
e) Mamalia
Hewan mamalia memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya serta mengasuhnya dalam waktu tertentu. Tubuhnya tertutup oleh rambut, kulit banyak mengandung kelenjar (sebasea/kelenjar minyak,sudorifera/kelenjar keringat,bau, dan susu/glandula mamae). Mamalia memiliki 4 anggota gerak. Jantung terdiri atas 4 ruang yang sempurna, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Pernapasan berlangsung dengan organ paru-paru. Sistem ekskresi dengan ginjal, kulit dan paru-paru. Pembuahan terjadi secara internal. Mamalia dikelompokkan menjadi beberapa ordo, antara lain Monotremata, Marsupialia, Chiroptera, Primata, Cetacea, Carnivora, Artiodactyla.
C. KENAEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu satuan lingkungan yang terdiri atas unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk hidup), faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) dan kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Ekosistem terdiri atas perpaduan berbagai jenis, kondisi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam. Ekosistem yang satu dengan ekosistem yang lain tidak mungkin akan tersusun dari organisme-organisme yang sama serta unsur-unsur kimia yang sama pula. Dengan demikian, suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas, yang berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lain.
2. Kenaekaragaman Jenis
Jenis merupakan satuan organisme yang dapat dikenal dari bentuk dan penampilannya yang terdiri atas pengelompokan populasi dan bagian individu yang mampu saling berkawin sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang menyerupai tetuanya. Karena lingkungan tempat hidup jenis beraneka ragam, maka jenis yang dihasilkan akan beraneka ragam pula.
3. Keanekaragaman Genetik
Setiap jenis, umumnya terdiri dari beberapa populasi, yang tersusun dari sekumpulan individu yang banyak sekali jumlahnya. Seluruh warga suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama. Faktor inilah yang menentukan apakah suatu bibit jagung berbiji putih, kuning, merah, ungu atau lainnya, atau apakah seekor ayam akan berbulu hitam, coklat, putih, abu-abu atau totol. Untuk setiap sifat yang nampak tadi, atau juga yang tidak jelas terlihat, akan ada satu faktor pengaturnya yang disebut gen.
Sekalipun individu-individu suatu jenis memiliki kerangka dasar komponen genetik yang sama, setiap individu ternyata memiliki komponen faktor yang berbeda-beda bergantung peda penurunnya. Susunan perangkat faktor genetik ini menentukan sifat yang disandang individu yang bersangkutan. Keanekaragaman genetik suatu jenis ditentukan oleh keanekaragaman susunan faktor genetik yang terkandung dalam jenis yang bersangkutan.
Jadi, masing-masing individu dalam suatu jenis mempunyai susunan faktor genetik yang tidak sama dengan susunan genetik individu yang lain, meskipun dalam jenis yang sama.
D. STRUKTUR ORGANISASI KEHIDUPAN
Organisasi merupakan salah satu konsep sentral dalam Biologi dan kajian dalam bidang studi Biologi umumnya dilakukan dengan pendekatan struktur Organisasi kehidupan. Organisasi kehidupan tersebut meliputi :
1. TINGKAT MOLEKUL
Dalam tingkat molekuler, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul tersebut akan menyusun organel-organel sel. Contohnya, membran sel plasma yang tersusun atas molekul-molekul protein, fosfolipid, kolesterol, air, karbohidrat, dan ion-ion lain.
2. TINGKAT SEL
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisme uniselular, yaitu organisme yang susunannya itu terdiri dari satu sel saja, karena pada organisme uniselular ini, semua kegiatan hidup dilakukan oleh sel tersebut. Contohnya, bakteri, Paramecium sp, dan bersel banyak (multiselular). Dan organisme multiselular, yaitu organisme yang susunannya terdiri dari banyak sel. Contohnya, manusia, ayam, pohon mangga.
Berdasarkan ada tau tidaknya membran, sel itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sel eukariotik yang memiliki membran sel dan prokariotik yang tidak memiliki membran sel. Bagian-bagian dari sel :
1) Membran sel (dinding sel)
2) Sitoplasma (plasma sel)
3) Inti Sel ( Nukleus )
Di dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen ( DNA ). Inti sel terdapat pada sel hewan dan tumbuhan.
Bagian Sel Tumbuhan Hewan
Bentuk Sel Tetap Berubah
Dinding Sel Ada Tidak Ada
Vakuola Besar, Hanya 1 Kecil, Biasanya banyak
Plastida Ada Tidak Ada
Sentrosom Tidak Ada Ada
3. TINGKAT JARINGAN
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan itu letaknya pada tubuh tumbuhan, hewan, dan manusia.
1) Jaringan pada tumbuhan :
Jaringan pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa.
a. Jaringan muda atau meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya itu mempunyai sifat embrionik, serta mereka mampu terus-menerus membelah diri sehingga tumbuhan tersebut dapat terus tumbuh. Jaringan muda umumnya terletak pada ujung akar, cabang batang, ujung tunas, dan kambium.
b. Sedangkan Jaringan dewasa adalah jaringan yang dapat dibedakan
menjadi lima kelompok, yaitu jaringan dasar atau parenkim, jaringan pelindung, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan sekretori.
2) Jaringan pada hewan dan manusia :
a. Jaringan epitel dibentuk oleh sel-sel epitel yang susunanya rapat.
mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh dan sebagai jalanya transportasi zat, jaringan ini letaknya pada seluruh permukaan luar tubuh atau kulit.
b. Jaringan otot disusun oleh sel-sel otot. Di dalam jaringan otot terdapat 3 jenis otot yaitu yaitu, otot polos yang letaknya terdapat pada organ-organ tubuh bagian dalam seperti lambung dan usus, otot lurik yang melekat pada tulang atau kulit, serta otot jantung yang tentu saja terletak di jantung.
c. Jaringan saraf disusun oleh jutaan sel-sel (neuron). Dalam Setiap sel saraf terdiri atas badan sel dan serabut saraf (dendrit). Jaringan ini fungsinya untuk menerima serta menyalurkan rangsang. Kumpulan badan sel saraf terletak didalam bagian otak dan sumsung tulang belakang.
d. Jaringan penyokong punya fungsi untuk memberi kekuatan, bantuan, serta perlindungan kepada bagian-bagian yang lemah di dalam tubuh. Contohnya jaringan tulang, jaringan darah, jaringan ikat, dan jaringan lemak.
4. TINGKAT ORGAN
Organ adalah kumpulan jaringan yang bersatu, menjalankan fungsi tertentu dan membentuk alat tubuh.
1) Organ pada tumbuhan, meliputi akar, batang, dan daun
a. Akar
Akar berasal dari akar lembaga (radix). Pada tumbuhan dikotil, akar lembaga akan terus tumbuh sehingga mereka dapat membentuk akar tunggang. Ujung akar monokotil dan dikotil dilindungi oleh tudung akar yang fungsinya tentu saja untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah. Akar ini punya lapisan-lapisan, seperti lapisan epidermis, korteks/endodermis, dan silinder pusat (stele).
b. Batang
Batang juga punya fungsi yaitu sebagai tempat tumbuhnya tunas, cabang, serta daun. Batang itu juga tersusun dari jaringan epidermis, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan penyimpan.
c. Daun
Daun juga punya fungsi yaitu sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Daun ini disusun juga oleh jaringan epidermis, parenkim, penyongkong dan pengangkut.
2) Organ pada hewan dan manusia, antara lain mata, yang fungsinya untuk melihat, telinga untuk mendengar, jantung fungsinya sebagai pemompa darah, paru-paru untuk bernapas, lambung untuk mencerna makanan, ginjal untuk mengeluarkan urine (air seni), dan indung telur untuk menghasilkan sel telur.
5. TINGKAT SISTEM ORGAN
Sekelompok organ akan membentuk suatu sistem yang disebut sistem organ atau sekumpulan organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi dan tugas tertentu. Berikut adalah sistem organ yang ada pada manusia :
1) Sistem hormon organ penyusunya seperti kelenjer penghasil hormon dan memiliki fungsi untuk mengatur fungsi organ.
2) Sistem saraf organ penyusunya seperti otak,sumsum tulang belakang,serabut saraf,dan alat indra dan memiliki fungsi untuk mengkoordinasi gerak dan tanggapan terhadap rangsang.
3) Sistem reproduksi organ penyusunya seperti teste,ovarium,dan rahim dan memilii fungsi untuk berkembang biak.
4) Sistem pengeluaran organ penyusunya seperti ginjal,hati,kulit, dan paru-paru dan memiliki fungsi untuk mengeluarkan zat-zat sisa.
5) Sistem otot organ penyusunya seperti serabut dan tendon dan memiliki fungsi sebagai alat gerak aktif.
6) Sistem rangka organ penyusunya seperti tengkorak,alat gerak,dan badan dan memiliki fungsi sebagai alat gerak pasif.
7) Sistem peredaran darah organ penyusunya seperti jantung, pembuluh nadi,vena, dan aorta dan memiliki fungsi untuk mengangkut sari-sari makanan,oksigen, dan CO2.
8) Sistem pernapasan organ penyusunya seperti hidung,tenggorokan,dan paru-paru dan memiliki fungsi memasukan oksigen ke tubuh serta mengeluarkan gas CO2 dan uap air.
9) Sistem pencernaan organ penyusunya seperti mulut,lambung,dan usus halus dan memiliki fungsi untuk mencerna makanan agar dapat diserap usus halus.
Sistem organ pada tumbuhan antara lain :
1) Sistem pengangkutan pada batang untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis
2) Sistem reproduksi untuk memperbanyak organisme
3) Sistem penyerapan pada akar
6. TINGKAT INDIVIDU
Individu merupakan organisme yang tersusun oleh kumpulan sistem organ. Kumpulan sistem organ tersebut membentuk individu. Adanya berbagai sistem organ yang memiliki fungsi berbeda, membuat suatu individu mampu melakukan fungsi hidupnya dengan baik. Contoh organisasi kehidupan tingkat individu adalah seekor kucing, seekor ular, dan seorang manusia.
7. TINGKAT POPULASI
Populasi adalah kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang sama, seperti populasi rumput, pohon kelapa, burung merpati, cacing tanah, dsb. Di dalam suatu populasi terjadi interaksi atau hubungan antar spesiesnya. Hal tersebut dilakukan guna menjalankan fungsi hidupnya, misalnya berkembang biak, melakukan perkawinan, dan untuk perlindungan satu sama lainnya. contoh organisasi tingkat populasi adalah sekumpulan banteng.
8. TINGKAT KOMUNITAS
Komunitas merupakan sekelompok populasi yang hidup dalam suatu daerah dan menempati lingkungan yang sama. Komunitas merupakan organisasi kehidupan yang memiliki banyak objek untuk diamati. Contohnya, komunitas sungai terdapat populasi katak, populasi udang, dan populasi plankton, komunitas padang rumput yang terdiri dari populasi rumput, belalang, kupu-kupu, cacing tanah, alang-alang, dsb.
9. TINGKAT EKOSISTEM
Ekosistem merupakan beberapa macam populasi yang berinteraksi dengan lingkungannya tempat mereka hidup baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Di dalam ekosistem, organisasi kehidupan berlangsung sangat kompleks. Antarpopulasi terdapat suatu hubungan simbiosis serta siklus energi dan materi. Siklus energi ini terjadi melalui suatu peristiwa makan dimakan yang membentuk sebuah rantai makanan. Bahkan terdapat siklus energi yang lebih luas dan rumit dalam suatu jaring-jaring makanan.
10. TINGKAT BIOMA
Bioma merupakan organisasi kehidupan yang cukup beragam, khususnya jenis makhluk hidup di dalamnya. Bioma adalah satuan daerah daratan yang luas di bumi bercirikan sejenis tumbuhan dominan di daerah tersebut. Contohnya bioma gurun, bioma taiga, bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, bioma hutan gugur, dan bioma tundra.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah mempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk hidup. Para ahli taksonomi modern mengklasifikasikan semua makhluk hidup menjadi enam kingdom yang meliputi, Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi: keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman genetika. Struktur organisasi kehidupan meliputi tingkat molekul, sel, jaringan, organ,system organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma.
DAFTAR PUSTAKA
Putri. 2013. Ciri-ciri Mahluk Hidup.(online)
(http://putrybulan17.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-makhluk-hidup-dan.html).
Rachmat, Agus. 2004. Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka
Riandary, Henny. 2006. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai.
Sujarwanta, Agus. 2013. Biologi Umum. Metro: LembagaPenelitianUM Metro Press.
Langganan:
Postingan (Atom)